-->
Lompat ke konten Lompat ke sidebar Lompat ke footer

Larry Page, Si Genius Pendiri Google yang Bagai 'Hantu'

Larry Page

Masmalven.com - Larry Page memang tak mau menonjolkan dirinya, dan jarang sekali muncul di publik. Bahkan ada jurnalis yang menjulukinya sebagai hantu. Dirinya, baru saja mundur dari Alphabet, induk Google. Tidak ada salahnya untuk mengulik kembali sepak terjang dari Larry Page.

Google berdiri pada 4 September 1998, dua tahun setelah idenya muncul di kepala Larry Page. Dia langsung mengangkat dirinya menjadi CEO Google, sedangkan sahabatnya Sergey Brin disebut sebagai rekan pendiri Google atau Co-Founder.

Status co founder biasanya terlupakan oleh sejarah. Sebut saja Facebook, masyarakat dunia jauh lebih tahu Mark Zuckerberg dibandingkan pendiri lainnya. Beda ceritanya dengan Sergey Brin.

Larry Page dan Sergey Brin bertemu ketika sama-sama kuliah di Stanford University. Sergey Brin karakternya terbuka dan energik. Bagi Google, Sergey Brin menjadi pelengkap Larry Page yang introvert. Sergey Brin lah yang menjalin relasi antara Google dengan perusahaan lain.

Seperti yang disebutkan diatas, pencetus pertama Google berasal dari Larry Page lalu dibantu dengan Sergey Brin. Mereka telah berhasil memperoleh pendanaan USD 1 juta dari teman dan keluarga yang percaya bahwa Google akan sukses. Akhirnya, Google didirikan dan kantor awalnya hanya sebuah garasi.

Pada Februari 1999, startup itu tumbuh pesat. Larry Page akhirnya memindahkan kantornya dari garasi ke sebuah kantor baru di Palo Alto, California. Tujuh bulan kemudian, mereka memutuskan untuk pindah lagi ke Mountain View.

Pada 1999, popularitas Google semakin melesat. Situasi ini membuat Google butuh pendanaan baru untuk berinvestasi di server maupun SDM. Saat itu, Google belum menghasilkan uang lho..

Mereka pun mulai mencari investor baru. Namun, Larry Page punya syarat, dia dan Sergey Brin akan tetap mempertahankan sebagian besar voting stock serta tetap mengontrol penuh Google. Investor tersebut setuju, tapi mereka juga punya syarat, Larry Page harus turun dari CEO karena dianggap belum berpengalaman.

Dengan berat hari, Larry Page setuju dan investasi besar pun berdatangan ke Google. Sejatinya, Larry Page punya sifat suka mengendalikan. Sejak zaman kuliah dulu, teman-temannya mengatakan dia paranoid dan suka mengontrol, dia harus memastikan semuanya dikerjakan dengan tepat dan benar.

Sebenarnya Larry Page sangat berat hati melepas posisi CEO karena ia merasa mampu memimpin Google dengan bantuan Sergey Brin. Tapi, Larry Page sadar bahwa Google butuh CEO berpengalaman dan kelas dunia. Mereka pun mencari kandidat.

Yang terpilih adalah Eric Schmidt, mantan CEO Novell. Eric sendiri jadi chairman Google pada Maret 2001 dan menjabat CEO bulan Agustus. Rupanya, keputusan itu sangatlah tepat. Eric Schmidt berhasil memimpin Google menjadi jauh lebih besar dan akhirnya masuk di bursa saham pada Agustus 2004. Larry Page dan Sergey Brin pun jadi miliarder.

Cita-cita Besar Larry Page & Terciptanya Android

Sejak awal berdiri, Larry Page sudah berambisi Google tak hanya jadi perusahaan mesin pencari. Sejak kecil, Larry Page bermimpi ingin menciptakan hal-hal yang mengubah dunia. Di University of Michigan, dia mengutarakan ide mengganti bus sekolah dengan semacam MRT personal agar lebih efisien.

Dia juga pernah memaparkan ide pembuatan semacam tali super panjang yang menghubungkan bumi dengan orbit. Dengan banyaknya uang yang dihasilkan Google, Larry Page semakin giat untuk menggagas berbagai ide dan membuatnya jadi kenyataan.

Tahun 2005, salah satu visi Larry Page adalah membuat komputer handheld yang bisa dimiliki banyak orang dan bisa mengakses semua layanan Google. Dia pun mencari startup yang mungkin bisa memenuhi ambisinya tersebut.

Akhirnya, Google pun melirik Android dan akhirnya mengakuisisinya. Pembelian Android kurang lebih senilai USD 50 juta tersebut merupakan murni ide Larry Page. Dia bahkan tak memberitahukannya pada Eric Schmidt sampai akuisisinya selesai. Sejak di handle oleh Larry Page, Android dibiarkan berdiri sendiri dan tetap dipimpin penciptanya, Andy Rubin.

Andy Rubin pun bisa mengembangkan Android sesuka hari, tim Android punya gedung sendiri yang tak bisa dimasuki karyawan biasa Google. Eric Schmidt walau dilangkahi oleh Larry Page yang awalnya kurang peduli, apalagi nilai USD 50 juta amatlah kecil bagi Google. Dia tak cemas jika proyek Android gagal.

Larry Page banyak menghabiskan waktu berdiskusi dengan Sergey Brin. Sampai akhirnya, ponsel Android pertama dirilis dengan nama G1 pada tahun 2008. Sistem operasi Android ini konsepnya bagus dan bisa diinstall gratis oleh vendor manapun, sehingga perkembangannya sangat melesat.

Keberhasilan Android membuat Larry Page percaya diri bahwa ia berbakat menjadi pemimpin. Disaat yang sama, Google telah menjadi perusahaan rakasasa. Di tahun 2010, kapitalisasi pasar Google USD 180 miliar dengan 24 ribu karyawan.

Larry Page Jadi CEO Lagi

Pada tahun 2011, Eric Schmidt sudah merasa cukup memimpin Google. Larry Page dipandang pantas mengomandoi perusahaannya lagi dan ia pun jadi CEO kembali. Sedangkan untuk Eric Schmidt menjadi chairman di Google.

Di bahwa kepemimpinan Larry Page, Google melakukan beberapa hal drastis. Seperti ancaman Facebook ditepis dengan Google+, meski tidak terlampau sukses. Tahun 2012, Google membeli Motorola senilai USD 12,5 miliar, dengan tujuan utama membeli paten demi memperkuat Android yang sering diterpa gugatan hukum.

Google juga memperkenalkan Chromebook, laptop yang berbasis web dan komputasi awan serta kacamata pintar Google Glass. Pada akhir 2012, Google mulai membangun koneksi internet super cepat di Kansas City.

Berbagai langkah tersebut tidak mengejutkan bagi mereka yang mengenal Larry Page, sosok yang ambisius dengan mempi yang besar. Ia juga punya kelemahan sebagai CEO, misalnya dinilai kurang bisa public speaking sehingga kurang mempesona pendengarnya.

"Semua yang Anda imajinasikkan mungkin saja bisa dikerjakan. Anda cukup hanya membayangkan dan mengerjakannya," kata Larry Page pada tahun 2012.

Tahun 2015, Larry Page lengser dari posisi CEO Google dan menunjuk Sundar Pichai. Kemudian Larry Page memimpin Alphabet, induk Google dan perusahaan lain yang bersaing di bawahnya. Kini, ia juga melepas jabatannya dari Alphabet. Entah kapan dia akan menampakkan dirinya kembali.
... ...